twitter

Sehari kemarin saya mendapat dua berita kematian yang terjadi secara mendadak. Yang pertama, seorang tetangga yang sedang mempersiapkan bubur yang biasa dia jual sehari-hari. Bubur yang dibuatnya pada waktu subuh bahkan belum sempat dijual, tiba² dia merasa sesak dan tak lama kemudian meninggal. Satu lagi, seorang tukang parkir yang sejak bulan Ramadhan belum pernah saya lihat lagi. Ketika saya tanya ke tukang parkir lain, katanya bapak itu meninggal sewaktu akan berangkat dari rumahnya karena pecah pembuluh darah.

Ditambah lagi ketika solat jum'at, sang khotib mengingatkan mengenai kewajiban seorang muslim apabila ada sesamanya yg meninggal. Dari mulai melayat, mendo'akan, memandikan, mensolatkan, dan mengantarkannya ke pemakaman, serta memberikan semangat kepada orang yang ditinggalkannya.

Hanya bisa bersyukur karena Allah begitu saya sayangnya kepada saya, saya bisa merasakann sentuhan-Nya sampai tiga kali mengingatkan saya tentang kematian. Begitu dekatnya kematian sampai² manusia tidak akan bisa mengetaui kapan kita meninggal.

Tapi bagi saya mengingat kematian bukan malah menjadi saya patah semangat, was² dan terus mengurung diri. Justru mengingat kematian menjadi sebuah dorongan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah saya. Menjadi orang yang lebih berguna lagi terhadap sesama, jangan sampai mati saya lebih baik dari pada hidupnya.
18 September 2010 | 0 komentar |

0 komentar: