twitter

Seorang pria pernah menyelamatkan nyawa seekor beruang, yang kemudian terus mengikutinya dan berterimakasih kepadanya atas apa yang telah dilakukannya.

Pria itu, karena kelelahan, berbaring untuk tidur, dengan beruang itu di sisinya.

Seorang pria lain lewat dan menyuruhnya agar berhati-hati, karena bersahabat dengan orang bodoh lebih buruk daripada bermusuhan dengannya.

Tetapi pria pertama menganggap pria kedua itu hanya iri kepadanya, dan tidak memperdulikan kata-katanya. Dia bahkan menganggap bahwa orang itu berusaha menjauhkannya dari keselamatan karena dijaga oleh kawan yang setia.

Namun, ketika dia tertidur pulas, beruang itu, saat melihat seekor lalat mendekat, berusaha melemparinya dengan batu, dan dengan perbuatannya itu dia membunuh pria yang telah menyelamatkan nyawanya.

Kisah ini diambil dari The Hundred Tales of Wisdom, karya Idris Shah, yang merupakan kumpulan kisah, legenda, anekdot, dan kearifan Jalaludin Rumi (1207-1273 M).

"Bersahabat dengan orang bodoh lebih buruk daripada bermusuhan dengannya", ini mungkin sedikit yang bisa saya tangkap dari kisah tersebut. Mengajarkan kita bagaimana seharusnya berteman. Jangan karena kita merasa nyaman, merasa terlindungi, merasa cocok dan lain sebagainya, kita malah terjerumus.

Jika kita berteman dengan pandai besi maka kita akan ikut bau, dan bila kita berteman dengan penjual parfum maka kita akan ikut harum. Namun, dengan siapapun kita berteman, jadilah seperti parfum yang selalu membawa keharuman kepada orang lain, membawa kepada kebaikan, memberikan manfaat, dan bukan sebaliknya.

So, mau jadi beruang, jadi temannya beruang, atau jadi pria satunya lagi yang lebih cerdas? :D
27 May 2010 | 0 komentar | Label: , , , , ,
"Every man dies, but not every man really lives" ~ Mel Gibson ~

"Every moman dies, but not every woman really lives" ~ arnov ~

"Every people dies, but not every people really lives" ~ Mel Gibson feat. arnov ~

Seperempat abad sudah saya habiskan waktu hidup di muka bumi ini, tapi saya masih mencari apa arti hidup. Gesang saja pada umur 23 tahun sudah menciptakan lagu Bengawan Solo. Kamana wae atuh jang...? Tapi lebih cocoknya bukan 'masih mencari', tapi 'meluruskan kembali arti kehidupan', yang selama ini masih zig-zag.

Lalu apa arti hidup itu sendiri? Menurut pelajaran biologi sendiri, sesuatu dikatakan hidup bila bernafas, bereproduksi, dan yang lainnya saya lupa. Tapi, saya ini manusia. Biasanya manusia melakuan kegiatan yang disebut hidup seperti ini: bangun, mandi, sarapan, bekerja, pulang, istirahat, tidur lagi, diantaranya diselingi interaksi antar sesama yang di dalamnya ada cinta, toleransi, komitmen, dan lain-lain yang dilakukan sepanjang hidupnya. Apakah cukup itu saja? Setelah tua, pagi-pagi baca koran, siangnya tidur lagi, dan seterusnya hingga menunggu ajal. Boleh lah tiap orang berbeda, tapi secara umum saya kira seperti itu.

Owhh, saya sendiri tidak ingin seperti itu. Harus ada sesuatu yang sangat berarti, minimal untuk saya sendiri yang harus saya lakukan agar saya benar-benar hidup. Benar sekali apa yang dikatakan Mel Gibson di atas, di filmnya Braveheart meskipun dia mati di tangan penjajah Ingris, tapi hidupnya benar-benar berarti dengan perjuangannya mempertahankan tanah Irlandia.

Dan apakah yang akan membuat saya benar-benar hidup? Menjadi tentara atau polisi kah agar bisa mengabdi pada negara? Hahaha, untuk menjadi tentara atau polisi itu butuh modal yang gede.

Mantapkan saja dalam diri, buat rencana yang jelas, dan do'a yang ikhlas agar semuanya lebih berarti.
19 May 2010 | 0 komentar |
"When I am down and all my soul so weary
When troubles come and my heart burdended be
Then I am still and wait here in the silence
Untill you come and sit awhile with me"

Tiba-tiba lagu ini muncul dari track winamp yang distel random. Lirik lagu yang dibawakan Josh Groban ini serasa pas banget. Yes, you've raise me up my friends. "Beruntung" saya memiliki sahabat yang selalu memberikan semangat, ada ketika dibutuhkan, saling berbagi.

Kenapa saya beri tanda kutip di kata "beruntung"? Karena menurut saya sendiri, tidak ada suatu keberuntungan di dunia ini. Semuanya butuh usaha. Ikatan persahabatan tidak muncul dari suatu keberuntungan atau bahkan ketidaksengajaan. Suatu ikatan, baik itu pertemanan, persahabatan, atau cinta, tumbuh dari suatu karakter yang dimiliki oleh seseorang. Suatu karakter muncul dari proses pembelajaran diri atas pribadinya (kecuali yang bermuka dua). Dari interaksinya, tiap orang saling mengamati karakter masing-masing orang yang ditemuinya, jika merasa cocok satu sama lain, maka muncul lah apa yang dinamakan toleransi, penerimaan, dan kepercayaan.

Baru saja juga saya selesai membaca novel "5 cm", novel yang sudah lama dibeli tapi terbengkalai begitu saja. Ada yang sangat menarik yang diceritakan di sana, yaitu mengenai persahabatan. Apa artinya persahabatan jika hanya digunakan untuk menghabiskan waktu, justru gunakan lah persahabatan itu untuk menghidupkan sang waktu. Bersama sahabat belajar mengenai arti kehidupan, bersama sahabat selalu mengingatkan untuk selalu bermimpi dan mempercayai mimpi tersebut dan terus mengejarnya. Ketika yang satu melenceng dari tracknya, yang lainnya mengingatkan. Bukan kah sebaik-baiknya sahabat adalah yang bermanfaat bagi sahabatnya?

Thanx my best friend... for U who read this, it's nice if U're to be the one..:)
| 0 komentar |
Judul ini saya baca dalam satu artikel pada harian The Jakarta Post. Yupz, "Who Will Police The Police?". Makin runyam saja sepertinya masalah di negara kita ini.

Siapa yang harus kita percaya sekarang ini? Susno Duaji atau POLRI? Saya sendiri, polisi yang paling saya percayai adalah Polisi Tidur. :D
16 May 2010 | 0 komentar |
"Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka."

Dari kecil saya sudah diajari do'a ini. Sudah berapa kali saya membaca do'a sapu jagad ini, sudah tidak terhitung lagi. Tapi apakah saya sudah bahagia? Di akhirat kelak? Wallahu'alam. Di dunia? Mungkin saya harus perjelas lagi makna kebahagiaan itu seperti apa.

Lalu apa yang ingin saya sampaikan dalam notes ini? Saya sendiri juga bingung. Saya hanya masih terjaga di tengah malam, mendengarkan jam dinding yang berdetak seiiring dengan degup jantung, yang membuat dada terasa haru. Sampai saat ini saya masih diberi kesempatan hidup. Atas semua cobaan, ujian, rizki, sakit, sehat, merasa cukup, bokek dan lain sebagainya, tidak pernah ada kesia-siaan dalam hidup ini, asalkan kita sudah melakukan yang terbaik yang kita bisa. Semuanya membuat saya lebih memahami warna-warna kehidupan. Bisa tersenyum mensyukuri apa yang telah Allah rencanakan.

Ini mungkin sedikit makna bahagia menurut saya.

*Hak cipta tidak dilindungi siapa pun. Dilarang membaca atau Anda ketagihan.
11 May 2010 | 0 komentar | Label: ,
Tentu saja jawaban dari pertanyaan ini tidak mungkin saya dapatkan dari orang yang sudah pernah mengalaminya. Entah kenapa, sewaktu sedang sakit tiba-tiba saja muncul pertanyaan tersebut di benak saya.

Apakah kematian saya nanti akan sangat damai ataukah sebaliknya menjadi sangat menyakitkan. Dengan amalah saya sekarang yang saya nilai masih pas-pasan bahkan mungkin kurang, apakah saya siap menghadapi kematian yang datangnya bisa kapan saja.

Dengan cara apakah saya akan mati. Apakah dengan penyakit, kecelakaan, karena umur yang sudah tua, terkena peluru nyasar, bunuh diri, keselek, dll.

Semoga dengan mengingat kematian ini, makin menambah keimanan saya. Dengan menganggap amalan saya masih pas-pasan ini bisa terus meningkatkan amalan-amalan saya. Dengan mengingat kematian yang datangnya tidak bisa diprediksi siapa pun, membuat saya terus mengingat Sang Pencipta saya. Dengan mengingat entah bagaimana cara saya nanti mati, membuat saya selalu berbuat hal-hal yang mulia. Amin
01 May 2010 | 0 komentar | Label: , ,