twitter

Kisah 1:

Adzan subuh belum berkumandang, tapi ibu itu sudah bangun. Menyalakan kompor minyak tanahnya kemudian mulai menggoreng bala-bala, gehu, pisang, dan gorengan-gorengan lain yang adonannya telah disiapkan pada malam sebelumnya. Setelah subuh, suaminya yang lanjut menggoreng karena ibu itu harus pergi ke pasar membeli bahan-bahan gorengan untuk hari berikutnya dan beberapa dagangan persediaan warung yang letaknya di depan rumahnya.

Warung itu mulai dibuka pukul 6 pagi, dan tak sampai 1,5 jam gorengannya sudah habis. Alhamdulillah. Keuntungannya tak terlalu besar, tapi mencukupi untuk membiayai anaknya yang sedang kuliah S1. Anaknya sendiri tak ingin terlalu membebani orang tuanya, sambil kuliah dia memberikan les privat dan bimbingan belajar. Cukup untuk mem-photo copy buku-buku kuliah atau buku-buku bekas dan keperluan kuliah lainnya diluar SPP.

Menurutmu ini miskin? Tidak ini adalah perjuangan hidup yang penuh berkah.

Kisah 2:

Saat itu dia masih sekolah di SD. Telapak tangannya hitam karena tiap pulang sekolah dia mengupas kentang. Kentangnya dimasak dan beberapa masakan lainnya dijajakan ibunya di pasar mulai tengah malam.

Menurutmu ini miskin? Tidak ini adalah cara bertahan hidup.

Kisah 3:

Saat itu dia baru saja membuka sebuah usaha kecil-kecilan dengan modal pas-pasan. Setelah berjalan kurang lebih 2 bulan, dia sudah bisa mengambil kepercayaan pembeli. Namun sebaliknya, karena terlalu percaya dengan pembeli dia terkena tipu, dan lebih dari setengah modal yang dia punya melayang.

Menurutmu ini miskin? Tidak ini adalah cara Allah agar dia belajar bangun, dan lebih cerdas lagi.

Jadi menurut kamu adakah miskin itu? How is your stories?
17 May 2011 | 0 komentar | Label: , ,

0 komentar: